Senin, 14 Februari 2011

Proposal Penelitian BaB I ( Mine)

Posted by Scherly Oktaviani at 09.56
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Pada tahun 1999, UNICEF bersama World Health Assembly (WHA) dan negara-negara lainnya memberikan knlarifikasi tentang rekomendasi jangka waktu pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. Rekomendasi ini didasarkan pada bukti ilmiah manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan dan perkembangannya. ASI memberi semua nutrisi yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya. (Roesli, 2004)
Pemberian ASI eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit seperti diare dan pneumonia serta mempercepat pemulihan bila sakit. Riset WHO pada tahun 2005 menyebutkan bahwa 42% penyebab kematian balita di dunia adalah akibat penyakit, yang terbesar adalah pneumonia (20%), selebihnya (58%) terkait dengan malnutrisi yang seringkali terkait dengan asupan ASI (Siswono, 2006). Di Indonesia tercatat kematian bayi (AKB) sebanyak 35 dari 1000 kelahiran hidup (SDKI 2002/03) dan menjadi 34 dari 1000 kelahiran hidup (SDKI 2007).
Sejalan dengan hasil kajian di atas, Menkes melalui Kepmenkes RI No.450/MENKES/IV/2004 telah menetapkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif bagi bayi di Indonesia sejak bayi lahir sampai dengan bayi berumur 6 (enam) bulan dan dianjurkan dilanjutkan sampai anak berusia 2 (dua) tahun dengan pemberian makanan tambahan yang sesuai. (SK ASI eksklusif, 2004)
Berdasarkan survei yang dilakukan Nutrition & Health Surveillance System, Balitbangkes dan HKI (2002) di 4 perkotaan (Jakarta, Surabaya, Semarang, Makasar) dan 8 pedesaan (Sumbar, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, NTB, Sulsel) menunjukkan bahwa cakupan ASI eksklusif 5-6 bulan di perkotaan berkisar antara 1-13% sedangkan di pedesaan 2-13%. (www.sigizi.com). Dan berdasarkan data SDKI, menunjukkan adanya penurunan jumlah bayi yang mendapatkan ASI ekslusif dari 39,5% pada tahun 2002 menjadi 32 % pada tahun 2007. Angka ini masih berada di bawah Sasaran Pedoman Operasional Keluarga Sadar Gizi di Desa Siaga yang menetapkan 80% bayi 0-6 bulan diberikan ASI saja (Asi eklusif). (Kepmenkes RI No: 747/Menkes/SK/VI/2007)
Masih rendahnya cakupan ASI Eksklusif disebabkan oleh berbagai macam faktor, di antaranya adalah: (1) sosial budaya, (2) meniru teman, (3) merasa ketinggalan zaman, (4) faktor psikologis, (5) kurangnya penerangan oleh petugas kesehatan, (6) meningkatnya promosi susu formula, dan (7) informasi yang salah. (Soetjiningsih 1997)
Pandai sikek, Tanah Datar sebagai salah satu nagari siaga ternyata masih rendah dalam pencapaian keberhasilan ASI ekslusif, berdasarkan data yang didapat dari Puskesmas Plus X Koto cakupan ASI eksklusif di Nagari ini hanya 30% pada tahun 2009. Padahal Poskesri, Posyandu, dan peran kader selalu aktif di nagari ini. Pandai Sikek di kenal sebagai Nagari yang berbudaya dan masih menjunjung tinggi adat istiadat. Sehingga ada beberapa dari tradisi itu yang kurang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan saat ini. Salah satunya dalam hal pemberian makanan selain ASI pada bayi di bawah 6 bulan.
Berdasarkan hal di atas penulis tertarik untuk mengetahui hubungan kebudayaan dan pendidikan ibu dengan praktek pemberian Asi ekslusif.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam proposal penelitian ini yaitu : Bagaimana hubungan kebudayaan dan pengetahuan Ibu dengan praktek pemberian ASI ekslusif di Koto Tinggi Pandai Sikek?

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Diketahuinya hubungan kebudayaan dan pengetahuann ibu dengan praktek pemberian ASI ekslusif di Koto Tinggi Pandai Sikek wilayah kerja Puskesmas Plus X Koto Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar.

1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Diketahui distribusi frekuensi pemberian ASI eksklusif di Koto Tinggi Pandai Sikek
1.3.2.2 Diketahui distribusi frekuensi kebudayaan tentang ASI eksklusif di Koto Tinggi Pandai sikek
1.3.2.3 Diketahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu menyusui yang memiliki bayi 0 – 12 bulan di Koto Tinggi Pandai Sikek
1.3.2.4 Diketahui hubungan kebudayaan dengan praktek pemberian ASI eksklusif di Koto Tinggi Pandai Sikek
1.3.2.5 Diketahui hubungan pendidikan ibu menyusui yang memiliki bayi 0 – 6 bulan dengan praktek pemberian ASI eksklusif di Koto Tinggi Pandai Sikek

1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai ASI eksklusif dan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan D III kebidanan
1.4.2 Bagi Ibu
Khususnya ibu menyusui diharapkan dapat mengerti tentang pentingnya ASI eksklusif, dan berfikir lebih maju lagi.
1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya dalam mengembangkan dan menerapkan pengetahuan.

1.5 Ruang Lingkup
Dari banyak faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif seperti pendidikan, pekerjaan, sosial budaya, pengetahuan, sosial ekonomi, penulis hanya meneliti tentang hubungan kebudayaan dan pengetahuan ibu dengan praktek pemberian ASI eksklusif di Koto Tinggi Pandai Sikek wilayah kerja Puskesmas Plus X Koto Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar terhadap ibu yang memiliki bayi 0 – 12 bulan.

Baca Juga...^^Related Post



0 comments:

Posting Komentar

Tukar link yukk...

 

❤✿ CheeliCious ✿❀ Copyright © 2010 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by Online Shop Vector by Artshare